logo universitas hamzanwadi
Selamat Datang Di Blog Prodi PBSI
Terima kasih atas kunjungan Anda di blog PBSI UNIVERSITAS HAMZANWADI,
semoga informasi yang ada di sini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi bagi mahasiswa
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk agama, nusa dan bangsa.

Cerpen-Kesedihan Gadis yang Tak Lagi Jadi Perawan


By: Syaidatul Fitria Malini
“Aku tak layak jadi seorang gadis perawan lagi, sebabku terpasung dalam lingkaran setan yang terus menjebakku dalam kenistaan, apakah kelak aku menemukan asal tulang rusukku yang sempurna seperti gadis perawan? ataukah aku akan menemukan asal rusukku yang telah patah, aku takut, sedangkan aku seperti ini, tak pantas bagiku menemukan seorang lelaki tuhan yang akan menikmatiku kelak jika waktunya sudah tiba, apakah tuhan telah menyediakan jodohku yang sama seperti keadaanku saat ini, aku akan malu jika suamiku kelak tak menemukan kesucian sejatiku”, terdengar isak tangis yang sangat menyentuh, ”aku tak layak menjadi perawan lagi, dosa sudah tertumpuk dipundakku,bahkan bertambah dalam hitungan detik. aku takut, aku takut, aku takut tuhan mengutukku”.
“Tapi ya, tuhan memang maha segalanya, sampai saat ini ia masih memberikan nafas ini berhembus, tapi apa yang kulakukan dengan nafas ini?  hanya nafas berhembus dosa” .
“Ya tuhan,aku begitu hina untuk kau biarkan hidup sampai saat ini, aku begitu kotor untuk kau bersihkan, aku begitu nakjis untuk kau sucikan, akupun tak layak menunggu kematianku sampai saat ini,kapan kau akan memanggilku? toh juga aku pun tau engkau akan menjadikanku abadi dialam nerakamu, karena ku tau neraka tetap menjadi persinggahan yang telah kau sediakan untukku,untuk gadis penikmat dosa sepertiku. Aku tak berguna lagi, apa kata suamiku kelak jika ia tahu aku seperti ini” . suara merintih sedih dan takut menyelimuti kata-kata yang keluar dari kedua belah bibirnya, tak mungkin matanya bisa menampung air  penyesalan itu.
“Sekarang dia memutuskan ikatan itu, setelah beberapa tahun aku menjalani hubungan, aku menyesal telah memberikan apa yang aku punya. Aku memang bodoh, apa ini yang namanya cinta? Cinta  yang rela berkorban apa saja demi seorang lelaki yang kita sayang, aku terlalu bodoh memaknai arti cinta yang sebenarnya, cinta yang kumiliki telah meyesatkanku pada hutan dosa yang tak tahu jalan pulang menuju kecerahan matahari pagi. Sampai-sampai aku seperti ini, menikmati hari dengan dihantui dosa, dan mungkin tuhan marah padaku,tentang seenteng ini memaknai hidup yang diberikan-Nya padaku” .
“Memang sulit dipercaya, aku seperti sudah resmi menjadi suami istri dengan dia saat berpacaran, dia berjanji akan menikah denganku, bagaimanapun keadaanku, kondisiku, hidup dan matinya aku, dia akan tetap menerimaku”
“Tapi apa? ”
“Apa? “
“Apa yang kudapat hanya penghianatan seorang lelaki yang aku anggap mampu menjadi pembimbing hidupku nanti. Lelaki bejat, lelaki sekutu setan, kini aku menikmati dosa yang telah aku perbuat dengannya” .
“Aku sendiri dalam kubangan dosa ini, sesalku atas semua yang aku lakukan dengannya, aku telah merusak masa depan yang aku cita-citakan dan orang tuaku, yang dicita-citakanya pula untukku, kini aku hanya bisa menyesali perbuatanku yang merugikan diriku sendiri dan orang lain kelak. Aku tetap menunggu panggilan kematian tuhan meskipun ada lelaki yang datang untuk meminangku nantinya. Aku akan tetap sendiri, Sebab aku gadis yang tak pantas untuk seorang lelaki yang suci. Dengan kesendirian tuhan menyiksaku pelan,sampai aku mati dengan kesakitan nantinya”.
 Aku tak mampu berkata apa-apa. Aku bisa merasakan butiran kesedihan air matanya terus mengalir meskipun tak kulihat wajah sedihnya saat ia menceritakan penyesalan dan kesedihannya itu padaku. Itu ocehan penyesalan yang dilontarkan gadis 18 tahun via telpon denganku, ia menyesali perbuatannya dengan lelaki tidak bertanggung jawab padanya. Ia akan tetap sendiri, sebab ia merasa terlalu kotor untuk disentuh lelaki suci. Mungkin ia akan menanti kematian dengan sendiri yang ia punya tanpa ada seorang lelaki yang akan menjadi penghuni dihatinya.
Mungkin saja akan datang seorang lelaki yang memiliki hati seperti emas. Lelaki yang bisa menerima apa adanya tanpa rasa cemas. Lelaki yang menjadi penuntun jalan dan memberi nyaman. Seorang lelaki yang tak peduli akan masa lalu. Karena bagiku, masa lalu adalah sebuah pelajaran dan tak pantas kita mengurung diri dengan larut mnyesalinya.
Tapi sebagai perempuan, aku memahami betul apa yang dia rasakan. Betapa nilai seorang perempuan kan dihargai dari bagaimana ia bisa menjaga kehormatannya. Namun bukan munafik pula, lelaki pun terkadang banyak yang tak peduli dengan kehormatannya sendiri. Terlalu banyak lelaki yang mengharap dan mengidam-idamkan seorang perempuan sempurna. Tanpa ia sadar, ia sendiri tak pernah menjaga laku dan kehormatannya.
Malam kian larut, denting jam berdetak sebelas kali. Masih teringat jelas isak tangis dan nada lemah perempuan yang menlpon tadi. Mimpi-mimpi dan segala inginnya mungkin tak akan pernah ada. Penyesalan seperti badai yang siap menenggelamkan segala gurat senyum dalam hari-harinya.
Lewat sebuah pesan singkat aku mencoba memberi sedikit motivasi untuknya. “Yakinlah, Tuhan maha pemaaf dan tak ada manusia sempurna. Ia menyiapkan seorang terbaik dan bisa menerima dengan apa adanya”. Tak ada balasan apapun darinya. Mungkin ia masih menangis atau memilih jalan terbaik untuk mati. Seperti lolong anjing yang tak pernah henti menghiasi malam ini. Aku hanya berharap ia bisa berfikir lebih dewasa dan menyadari segala dosa untuk menjadi yang lebih baik.
Aku pun merebahkan badan di pembaringan setelah melakukan sholat. Sempat pula air mata ku menitik mendoakan semoga ia bisa tabah dan mengejar semua mimpinya yang mungkin sempat hitam. Angin-angin malam seperti menyelinap dan tak ingin membiarkanku merenung sendiri. “Perempuan, kau harus menjaga diri”.
Shubuh-shubuh aku terbangun. Tidurku semalam lumayan nyenyak. Tanganku meraba-raba handphone yang tergeletak disampingku. Ada dua buah pesan masuk dari seorang teman. Betapa kagetnya aku setelah membaca pesan itu. Seperti bumi enggan berputar. Sebuah pesan yang singkat dan padat, “Si Dian bunuh diri di kamar mandi”.
SELESAI
Enter your email address to get update from pbsi.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Copyright © 2013. PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger