By: AHMAD ASHRI
Mentari baru saja memancarkan cahayanya, Hardi menikmati pagi itu dengan secangkir kopi bersama sepupunya. Tiba-tiba lewatlah seorang cewek yang pergi week end pagi itu. Hardi memandangnya dan ternganga, hingga hilanglah cewek itu dari pandangannya.
“we,,,,,,, lihat apa lho, sampai segitunya?” kata Wali yang ada di sampingnya.“ itu Wal, Wali, cewek itu cantiknya, cewek bergelang merah…!” Ucap hardi sambil geleng-geleng kepala. “ O…itu Anti teman SMP ku , sekarang dia sekolahnya di SMA 2 Sumbawa, Anti memang cantik sih, tapi suka milih-milih cowok, adikmu ini saja sudah nembak dia 3x tapi di tolak terus, Coba apa kekuranganku dari nama saja aku sudah keren, wali gitu loch.” Jawab Wali dengan bangga. Hardi semakin suka dengan Anti, semua tentang Anti terus di tanyakan kepada Wali. “ kalau kita datang ke rumah Anti harus bawa rokok satu bungkus untuk ayah nya, dan itu sudah jadi peraturan dari ayahnya” Wali menjelaskan. Hardi tidak peduli dengan peraturan itu, hingga Hardi berencana untuk datang ke rumah Anti, besok malam bersama Wali.
Malam itu Wali mengenalkan Hardi ke Anti dan kebetulan ayahnya tidak ada di rumah jadi peraturanya kita lupakan. Anti dengan senang hati menyambut tamunya dan mepersilahkan duduk di kamar tamu . Mereka saling mengenal satu sama lain. “emangya kamu sudah lihat aku di mana Dy?” Kemarin pas aku duduk di teras kamu lewat, aku kira bidadari turun dari kayangan. “Dy kamu SMA_nya dimana?” Tanya Anti sok akrab. “ Aku sekolahnya di SMK , tahun ini aku kelas X1. Bosan ndk ada kerjaan di Lombok akhirnya aku ikut Wali, pengen tahu saja kota Sumbawa seperti apa, kebetulan juga wali ke Lombok pas liburan. Kangen juga sih sama keluarga di sini.” jawab Hardi penuh semangat. “emangnya kamu tidak pernah kesini ? Tanya Anti lagi. Pernah sih waktu kecil, belum masuk SDN wktu itu, mungkin panggilan jiwa atau sinyal cinta yang menarikku hingga aku berada di samping cewek cantik malam nie “ jelas Hardi. “Udah ketahuan nih…! Ada orang gombal di sampingku . aku tak akan termakan oleh rayuanmu, tau ………”` ejak Anti sambil tersenyum.
Sekian jam ta’ arufan, hardi belum berani mengungkapkan isi hatinya ke Anti. Hardi pun permisi pulang menyusul wali yang pulang dari tadi ke rumah, Anti melambaikan tangan serta tersenyum. Hardi dan Anti kasmaran, mereka janjian bertemu di pohon sawo di belakang rumah Anti. Hardi dan Anti sudah ada tepat di bawah rindangnya pohon sawo. Hardi langsung saja memegang tangan kanan Anti dan di tempelkannya di dadanya, “An,, rasakan detak jantungku ini, berdetak kencang di setiap ada kamu, hari ini rasanya sejuk di dekat mu”. Anti menarik tangannya dari dada Hardi. “apa-apaan sih”. Sesungguhnya aku mencintaimu, terima aku jadi kekasihmu, aku lah Hardi cowok Lombok yang tampan”. Anti menaikan bahunya, lalu menatapku. Hardi berpaling dari wajah Anti, “aku nggak jago mengutarakan kata-kata, tetapi inilah aku, terimah aku.” terus menatap Anti. “jelas aku tidak mau”……,tidak mau kehilanganmu, aku juga cinta sama kamu, aku mau jadi kekasihmu.” Jawab Anti. Hardi langsung mengapai tangan Anti dan jongkok di hadapanya serta di ciumlah tangan Anti, “emmm mach.”
Pohon sawo itu saksi cinta mereka, Hardi dan Anti terus bercinta dan menjalin kasih sayang. Tiba-tiba saja Anti jingkrak-jingkrak tak karuan. “kenapa yank?” Tanya Hardi kebingungan… “Hardi tolong,,,, ada semut di pundak ku jatuh dari pohon sawo ini, tolong singkirkan yaaa” Rintih Anti. Hardi langsung saja meraih pundak Anti dan mencari semut itu. Tetapi apa yg di temukan bukan semut, “ko belang-belang ya,,,?? Jangan-jangan pacarku mengidap penyakit kulit ??? cantik-cantik koq panuan. Seumur-umur Hardi tidak pernah punya pacar panu, pacarnya selalu bersih dan cantik,,, “hahahaha aku salah pilih.” Anti keliatan baikan nggak garuk-garuk lagi. ”makasih yank sudah nyingkirin semutnya dari pundakku” Anti senyum bangga lalu memeluk Hardi. Hardi hanya bisa senyum, terus bicara pelan dengan Anti, “BF aku sayang… sama kamu, tetapi cinta itu tak harus saling memiliki, sorry ya…KITA PUTUS” Hardi melepaskan pelukan mesra Anti dan langsung lari meninggalkan Anti serta pohon sawo itu. Ternyata Hardi nggak respek lagi, merasa ngeri dan cintanya pada Anti cukup sampai di bawah pohon sawo. ” Ayaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaank”…………….jerit Anti yang terus melihat Hardi yang semakin jauh meninggalkanya.
Waktu liburan sudah habis, waktunya Hardi meninggalkan kota Sumbawa ini, meninggalkan segala kenangan yang sudah menghiasi hari-harinya selama sebulan, semua barang sudah di masukan ke bagasi mobil, sebelum masuk mobil tak lupa Hardi pamitan pada paman, bibi, dan saudara-saudarinya. “aku akan merindukan kalian” ucap Hardi dalam hati dari balik kaca mobil yang terus melaju, tiba-tiba saja Hardi melihat cewek melambaikan tangan padanya dengan senyum manis, cewek bergelang merah. Selesai.